Minggu, 16 September 2012

PEMERIKSAAN radiografi SKULL "METODE TOWNE"

http://catatanradiograf.blogspot.com/2010/01/pemeriksaan-radiografi-skull-methode.html

 PENDAHULUAN

Latar Belakang 1.1
            Pemeriksaan radiografi tengkorak merupakan pemeriksaan radiografi Yang relatif yang Perlu diperhatikan, selain karena anatomi tengkorak bahasa Dari Yang Kompleks Serta bentuk Wajah Dan VARIASI anatomis PADA setiap orangutan berlainan Immobilisasi Maksimal JUGA Ulasan Sangat dibutuhkan untuk mendapatkan GAMBAR radiograf tengkorak Yang Berkualitas. Secara Garis Besar pemeriksaan tengkorak DPAT dipisahkan menjadi pemeriksaan Tengkorak (tengkorak), sinus, tulang hidung, tulang wajah, orbita, zygoma Dan mandibula .
Untuk pemeriksaan tengkorak banyak memiliki VARIASI proyeksi Yang digunakan, Hal inisial bertujuan untuk mendapatkan spesialisasi Dan Karakter Gambaran radiograf Yang berbeda bahasa Dari masing-masing anatomi tengkorak. Dan Dalam, kesempatan Kali inisial Akan dibahas mengenai Teknik pemerikaan radografi tengkorak Artikel Baru metode towne            
1.2       Identifikasi Masalah
            Berdasarkan Uraian di Atas dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut:
1.       Bagaimana Teknik pemeriksaan radiografi tengkorak Artikel Baru menggunakan metode towne .

2.       Bagaimana Kriteria GAMBAR Yang dihasilkan melalui pemeriksaan tengkorak Artikel Baru metode towne .

1.3.      Tujuan
            Dilihat Bahasa Dari latar Belakang Penulisan makalah inisial Maka dapat disimpulkan tujuan Penulisan makalah inisial menjadi doa yakni tujuan UMUM Dan tujuan KHUSUS.

1.3.1. Tujuan UMUM 
Mahasiswa dapat memahami Teknik pemeriksaan radiografi tengkorak terutama towne metode .

1.3.2. Tujuan KHUSUS
  1. Mengetahui posisi pasien Dan persiapan Before Yang Perlu diperhatikan Dalam, pemeriksaan radiografi tengkorak metode towne .
  2. Memahami Kriteria Gambaran radiograf Yang tepat PADA pemeriksaan metode towne .

1.4. MANFAAT Penelitian
MANFAAT penelitian Suami adalah:
1.       Memberikan Gambaran mengenai pemeriksaan radiograf tengkorak Artikel Baru metode towne secara jelas .
Memberikan pemahaman tentang Kriteria Gambaran radiograf metode towne Yang BAIK Dan BENAR .

TINJAUAN Teori
2.1.      Anatomi Skull

Skull atau Tengkorak membentuk rangka Kepala Dan Muka, termasuk pula mandibula, yaitu Tulang rahang Bawah. Tengkorak terdiri Atas 22 Tulang (atau 28 Tulang Tulang termasuk telinga) , Dan ditambah Lagi 2 atau lebih Tulang-Tulang rawan Hidung Yang menyempurnakan bagian anteroinferior bahasa Dari Dinding-Dinding lateralis Dan septum Hidung (hidung) . Adapun pembagiannya dapat di Gambarkan sebagai berikut:
1.       8 buah Tulang Tengkorak (tulang tengkorak)
Tulang - Tulang Yang berfungsi Melindungi Otak (Gubah Otak), terdiri Bahasa Dari:
·          1 os. Frontal
·          2 os. Parietal
·          1 os. Yg berhubung dgn kuduk
·          1 os. Ethmoid
·          1 os. Sphenoid
·          2 os. Sementara
·       Ditambah  
      2Os. Maleus
·    2 Os. Inkus - >> os. telinga
·    2 Os. Stapes 

2.       14 Tulang rangka Muka (tulang wajah )
Berfungsi memberi bentuk, Struktur PADA Wajah Serta menyokong Tulang-Tulang di Dalam, Wajah,  
Melindungi bagian Tepi Atas SISTEM pernafasan Dan kandung pencernaan, 
Bersama-sama membentuk lengkung tengkorak mata (eye socket), tediri Bahasa Dari:
·          2 os. maksilaris tulang
·          2 os. sengau
·          2 os. lacrimal
·          2 os. zygoma (malar)
·          2 os. mengenai langit-langit
·          2 os. rendah hidung conchae
·          1 os. VOMER
                        1 os. rahang bawah



2.2.                  Landmark Illustrasi Pemeriksaan radiografi Skull

SAAT memposisikan Kepala pasien, harus diperhatikan bentuk Wajah Dan VARIASI anatomis tengara untuk dapat menentukan Kepemilikan Modal Yang Akan digunakan setepat mungkin disesuaikan Artikel Baru posisi Kaset. Telinga, Hidung, Dagu Dan bukanlah patokan Yang tepat. bagian tubuh seperti mastoid tipos, Dan orbital marjin merupakan tengara Yang tepat  
 Adapun beberapa Garis anatomi Yang digunakan sebagai tengara pemeriksaan radiografi tengkorak ANTARA Lain:  
Gb. 2. Anterior Landmark



2.2.                  Teknik Pemeriksaan radiografi Skull
Ada lima posisi EQUITY Yang umumnya digunakan Dalam, pemeriksaan radiografi tengkorak, yakni:
·          PA
·          PA Axial (Caldwell)
·          Lateral
·          AP Axial ( Towne )
·          SMV (Submentovertical).
RINGKASAN singkat mengenai proyeksi radiografi pemerikaan tengkorak dapat dilihat PADA tabel di Bawah Suami: 
Tabel 1. Proyeksi Pemeriksaan radiografi Skull (Illustrasi bahasa Inggris)


PEMBAHASAN DAN PENDAPATAN

3.1.      Towne Metode (AP Axial)
             Deskripsi:
            Meskipun menggunakan metoda towne menunjukkan keadaan UMUM, PADA years 1.912 Grashey mempresentasikan deskripsi pertamanya poyeksi AP Axial Tulang kranium. Tahun 1.926 Altschul merekomendasikan Artikel Baru tekanan Dagu Dan CR Langsung melewati foramen magnum dngan sudut 40 0 Ke caudad. Towne merkomendasikan bahwa tekanan Artikel Baru Dagu, CR Langsung MSP bahasa Dari Titik 3 data kasus (7,5 cm) di Atas alis Ke foramen magnum. Towne tidak spesifik memberikan sudut CR, TAPI tentu Saja inisial Akan Tergantung PADA kelenturan Leher. 
Gb. 3. Towne Metode

3.2.      Teknik Pemeriksaan Metode Towne
3.2.1.     Indikasi Pemeriksaan
   Berhubung * Menurut Sumber Yang di dapat tidak ADA Yang menyebutkan alasan klinis KHUSUS mengenai penggunaan metode towne , Maka dapat dikatakan penggunaan metode towne PADA pemeriksaan tengkorak bertujuan untuk mendapatkan detil Gambaran anatomi daripada Tulang oksipital Dan foramen magnum . Di Samping JUGA sellae dorsum, tulang petrosa, Dan JUGA os. mastoids
            3.2. 2.      Persiapan Pasien Dan Persiapan Alat
            a. Persiapan Pasien
            Beberapa persiapan Yang Perlu dilakukan terhadap pasien ANTARA Lain: 
  • Melepaskan Benda-Benda Logam Yang dikenakan pasien di Daerah Yang Akan diperiksa seperti: perhiasan-perhiasan Logam agar tidak merusak GAMBAR radiografi. 
  • Mempersilahkan pasien untuk mengganti Pakaian Yang dikenakan Artikel Baru baju KHUSUS Yang telah dipersiapkan sebelumnya.                       
   b. Persiapan Alat
Persiapan PADA Alat atau BAHAN Yang Akan digunakan PADA SAAT pemeriksaan radiografi ANTARA Lain: 
  • Pesawat sinar-X (faktor eksposisi: kV, mA, S Dan kondisi Pesawat) 
  • Kaset Dan Film Yang Sesuai Artikel Baru Daerah Yang Akan diperiksa (untuk metode towne digunakan ukuran 10 x 12 inchi ( 24 x 30 cm ) 
  • Marker (pemberi Tanda R: benar , L: kiri ) 
  • Alat fiksasi (* Mencegah pergerakan objek seperti: pasir tas, sendok, dsb )
            3. 2 . 3 . Posisi Pasien 
    • Pasien terlentang Dalam, keadaan / Duduk tegak, pusatkan MSP tubuh Ke Garis Tengah grid. 
    • Tempatkan posisi Lengan Dalam, Yang Nyaman Dan atur Bahu untuk dibaringkan Illustrasi Kepemilikan Modal Yang horisontal sama. 
    • Pasien hyprshenic Dalam, posisi Duduk tegak Acute memungkinkan. 
    • Bila Suami tidak memungkinkan, untuk menghasilkan proyeksi Yang diinginkan PADA bagian oksipital asal oleh penyudutan CR Caudad Artikel Baru Mengangkat Kepala Dan mengaturnya Illustrasi posisi horisontal. Stewart, merekomendasikan sudut 40 0 . Proyeksi oksipitofrontal ditemukan oleh Hass dapat digunakan Dalam, proyeksi AP Axial PADA pasien hypersthenic. 
    • Menggunakan metoda Hass adalah kebal i k suatu bahasa Dari proyeksi AP Axial (Towne) , TAPI memberikan REVENUES sebanding.
            3. 2 . 4 . Posisi Objek
    •  Atur pasien sehingga MSP tegak lurus Artikel Baru Garis Tengah Kaset. 
    • Fleksikan Leher secukupnya, Garis orbito meatal tegak lurus Ke Kepemilikan Modal film. 
    • Bila pasien tidak dapat memfleksikan lehernya, aturlah aturlah sehingga Garis infra orbito meatal tegaklurus Dan kemudian menmbah sudut CR 7 0 . 
    • Untuk memperlihatkan bagian oksipito basal atur posisi Film Batas Atas sehingga terletak PADA Puncak kranial. Pusatkan Kaset PADA foramen magum. 
    • Untuk membatasi Gambaran bahasa Dari dorsum sellae Dan ptrous piramida, atur Kaset sehingga Titik Tengah Akan bertepatan Artikel Baru CR 
    • Periksa posisi Dilaporkan Dan imobilisasi Kepala. 
    • Tahan napas SAAT ekspose. 
Gb. 4. Posisi Pasien metode towne (terlentang)

. 3 2 . 5 .   FFD (SID) : 40 inchi (96 cm)
            3.2.6.      Arah Sinar (CR) Dan Titik Bidik (CP)
·          CR (central ray) =Untuk pemeriksaan UMUM, arahkan CR Ke foramen magnum Artikel Baru penyudutan caudad (1) 30 0 Ke Garis orbito meatal atau (2) 37 0 Ke Garis infraorbitomeatal.
·          CP (central point) = diarahkan Menuju MSP (mid pesawat sagittal) Artikel Baru Titik kira-kira   2-2,5 inchi (6 cm) Diatas glabella , Dan diarahkan Ke pertengahan film.

            3. 2 . 7 . Struktur Penyunting Dan Kriteria Penyunting
-   Struktur Penyunting Yang Tampak
Proyeksi AP Axial menunjukkan Gambaran simetris bahasa Dari petrosa piramida, bagian posterior, foramen magnum, Tulang oksipital Dan bagian posteiror Tulang parietal, proyeksi sellae Dan dorsum procesus clinoid Illustrasi foramen magnum. Proyeksi inisial JUGA digunakan untuk mempelajari tomografi telinga, kanal Wajah, foraminal jugularis Dan rotundum foramina.
- Kriteria Penyunting
*   Hal-Hal berikut seharusnya diperlihatkan Artikel Baru jelas:
·            Minyak jarak Bahasa Dari Batas lateralis Tengkorak Ke Tepi lateral yang foramen magnum sama kedua sisinya.
·            petrosa piramida sama kedua sisinya.
·            dorsum sellae Dan procesus clinoid posterior Tampak dal sebuah foramen magnum m
      Tulang oksipital Dan foramen magnum harus Tampak jelas

Gb. 5.
Kriteria GAMBAR proyeksi AP Axial ( towne metode)
3. 2 . 8.    Proteksi Radiasi
Untuk Severe
o   Atur jarak di KTI (min 1 m)
o    Perisai (Pelindung Pb)
o   Waktu (s)
Untuk Pasien
o  Faktor Eksposi (kV, mA, s)
o   Perisai gonad (apron) o Batasi Lapangan / daerah penyinaran





Tabel 2. Faktor Eksposi Towne Metode

PENUTUP

3 .1. Kesimpulan
            Kesimpulan Yang dapat ditarik bahasa Dari Penulisan makalah inisial ANTARA Lain:
               i.           Methode towne PADA pemeriksaan tengkorak bertujuan untuk mendapatkan detil Gambaran anatomi daripada Tulang oksipital Dan foramen magnum. Di Samping JUGA sellae dorsum, tulang petrosa, Dan JUGA os. Mastoids.

             . ii           Hal-Hal berikut seharusnya diperlihatkan Artikel Baru jelas:
a.        Minyak jarak bahasa Dari Batas lateralis Tengkorak Ke Tepi lateral yang foramen magnum sama kedua sisinya.
b.       petrosa piramida sama kedua sisinya.
c.        dorsum sellae Dan procesus clinoid posterior Tampak foramen magnum Illustrasi
d.       Tulang oksipital Dan foramen magnum harus Tampak jelas

3 .2. Saran                            
            Beberapa Saran Yang Ingin penyusun utarakan menyangkut penyusunan makalah inisial ANTARA Lain:
·          Penggunaan metode towne dapat menghasilkan Gambaran radiograf Yang jelas Bahasa Dari oksipital Dan foramen magnum PADA pemeriksaan tengkorak . Sehingga Illustrasi Dunia Koperasi Karyawan Bhakti Samudera Nantinya proyeksi inisial hendaknya dapat diaplikasikan semaksimal mungkin oleh seorang Radiografer.
Tbk DAN PUSTAKA


www.rtstudents.com . 1998, Radiografi dari Tengkorak By NJOldnall, Tameside Rumah Sakit Umum

Greenfield, George B, MD , 1.973 , A Manual of Positioning radiografi , Chicago : University of Health Sciences / The Chicago Medical School

Senin, 03 September 2012

Gunung Anak Krakatau Diselimuti Kabut Tebal

Nasional | Senin, 3 September 2012 22:12 WIB

Metrotvnews.com, Cilegon: Gunung Anak Krakatau yang terletak di Perairan Selat Sunda sepanjang Senin (3/9), diselimuti kabut tebal sehingga tidak terlihat jelas semburan pijar dan asap berwarna putih kelabu yang dimuntahkan dari letusan gunung tersebut.

Seorang petugas pengamatan di Pantai Anyer Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, menyebutkan aktivitas Gunung Anak Krakatau masih terus mengeluarkan letusan dan terjadi kegempaan vulkanik. Namun, sejak pagi hingga malam ini tidak terlihat aktivitas letusan maupun pijar. Sebab aktivitas kegempaan Anak Krakatau terjadi sepanjang Minggu (2/9) tercatat 49 kali.

Dari 49 kegempaan itu, kata dia, vulkanik A (dalam) sebanyak 4 kali, vulkanik B (dangkal) tercatat 15 kali. Sedangkan, kegempaan tremor sebanyak 20 kali dan hembusan mencapai 10 kali. Akan tetapi, ujar dia, hingga kini frekuensi letusan dan kegempaan Anak Krakatau masih fluktuatif.

Selama ini Anak Krakatau tetap dalam status waspada level II dan masyarakat dan nelayan dilarang mendekat kawasan gunung tersebut.

"Saat ini kegempaan Anak Krakatau masih dinyatakan status waspada level II oleh PVMBG," katanya.

Sementara itu sejumlah warga pesisir Pantai Anyer mengatakan selama ini aktivitas Anak Krakatau tidak menimbulkan kepanikan. Masyarakat dan nelayan seperti biasa melakukan aktivitas sehari-hari.

"Kami sudah terbiasa jika Anak Krakatau aktif karena bertahun-tahun tinggal di sini aman dan damai," ujar Mulyadi warga Desa Pasauran, Kabupaten Serang.

Warga Lampung Tetap Tenang Meski Anak Krakatau Meletus
BANDARLAMPUNG – Meski Gunung Anak Krakatau meletus dan yang abu letusannya sempat juga terbawa angin sampai ke Bandar Lampung, akan tetapi warga Lampung juga tetap tenang untuk menyikapi ini.
Anak Gunung Krakatau Warga Lampung Tetap Tenang Meski Anak Krakatau Meletus
Menurut pantauan sampai hari Senin (3/9/2012) sore hari ini, warga dari Bandar Lampung juga tetap beraktvitas normal. Pada pagi harinya, sebagian dari mereka sempat juga direpotkan oleh banyaknya abu vulkanik yang memenuhi teras, halaman, juga ruangan rumah mereka. Abu vulkanik ini diyakini berasal dari meletusanya Gunung Anak Krakatau.
Di daerah Kalianda, Lampung Selatan, warganya juga tetap beraktivitas normal. Lokasi daerahnya ini juga relatif lebih dekat dengan Gunung Anak Krakatau daripada Bandar Lampung. Namun menurut warga setempat, mereka tidak menjumpai adanya debu vulkanik sepanjang hari ini dan juga kemarin.
Yang sebelumnya juga, Andi Suardi, selaku Kepala Pos Pemantau dan Pengamatan Gunung Anak Krakatau di daerah Desa Hargopancuran, Rajabasa, mengatakan, Anak Krakatau memang sudah biasa meletus. Itu juga bisa terjadi hampir tiap tahun.