Dari sejarahnya sendiri, modifikasi mobil
konsep dub style (bling-bling) sudah dikenal sejak era 60-an. Begitu
ngetren, terlebih pada mobil-mobil Amerika yang bertubuh bongsor dan
sangat kental dengan gaya urban Amerika. Ciri-cirinya pun mudah
dikenali; mewah, sound SPL, bersuspensi rendah, pelek chrome dan
mengusung ring 20–24 yang dibalut ban berprofil tipis. Sedangkan untuk
warna bodi, ia mengatakan pada umumnya dub style selalu didominasi warna
hitam, bunglon atau putih.
Mengenai
perkembangannya, dub style ini unik, karena yang mempopularkannya
justru kaum urban asal Mexico dan kalangan negro. Malah, rapper kondang
‘Xzibit’ (pembawa acara Pimp My Ride) tak bosan-bosannya mengulas dub
style pada acara reality show-nya. “Sama juga, meski Medan lagi demam
JDM (Japan Domestic Market). Tapi, tetap saja banyak yang memodifikasi
mobilnya dengan aliran dub style,” terang Aliong, pemilik rumah
modifikasi NX.
Meski
popular di Amerika, bukan berarti modifikasi aliran dub ‘haram’ bila
diaplikasikan pada mobil keluaran Jepang. Seperti yang dilakukan Rendy
Siregar saat memodifikasi Mitsubishi Strada Triton-nya. Alasan utama
bukan gatal tangan, tapi ia memang tak mau diam saja saat melihat
mobilnya tampil standar. Karena berkeinginan memiliki mobil
berpenampilan beda, modifikasi pun dilakukannya meski tidak terpaku pada
konsep-konsep yang menyulitkan.
Fanatisme bisa muncul kapan dan di mana saja, termasuk di dunia modifikasi mobil.
Sama juga halnya dengan Chandra yang kesengsem dengan aliran
modifikasi dub style. Fanatisme yang dimiliknya sangat kuat, sehingga
barang-barang yang akan diaplikasikan pun sejalan dengan aliran
modifikasi yang dianutnya. Mulai dari perangkat audio seperti subwoofer,
power, capacitor bank maupun xover menjadi isi ruang kabin mobiln.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar